Beriman Sebelum Terlambat

Masjid Jami' Baiturrahim, Sopalan, Maguwo. Foto Akhmad Muhaimin Azzet. Iman yang paling utama

Masjid Jami’ Baiturrahim, Sopalan Sabo, Maguwoharjo, Depok, Sleman.

Rasulullah Saw. bersabda:

“Belum akan tiba kiamat melainkan matahari akan terbit dari barat. Jika terbit dari barat maka seluruh umat manusia akan beriman. Pada saat itu, tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika matahari sudah terbit dari barat –sebagai tanda besar bahwa kiamat akan tiba– maka seseorang yang baru beriman sudah dikatakan terlambat; iman yang dinyatakannya tak berguna bagi dirinya.

Demikian pula dengan ketika nyawa seseorang sudah berada di leher –pertanda bahwa ajal akan tiba– maka iman yang baru dinyatakannya sudah tiada berguna. Maka, untuk menjadi orang yang beriman, tak perlu kita menunda-nunda lagi. Sebab, tak ada satu pun di antara kita yang mengetahui kapan ajal tiba.

Sungguh, jangan sampai kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang menyesal; lebih-lebih penyesalan di akhirat adalah penyesalan yang sudah tidak berguna karena tak mungkin lagi bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki diri.

Duhai jiwa yang ingin merasakan nikmat dalam rahmat-Nya, berimanlah sebelum terlambat.

Al-Faqir ila Rahmatillah,
Akhmad Muhaimin Azzet

Tentang Akhmad Muhaimin Azzet

Menulis untuk media cetak, buku, dan blog. Bekerja juga sebagai editor freelance di beberapa penerbit buku. Saat ini mendapatkan amanah sebagai Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Cinta Qur'an, Yogyakarta.
Pos ini dipublikasikan di Iman dan tag , . Tandai permalink.

20 Balasan ke Beriman Sebelum Terlambat

  1. Susi berkata:

    Nggih, Pak. Siap. 🙂

  2. kezia kainina berkata:

    Beriman artinya percaya kepada yang tak terlihat khan Mas?
    Semakin hebatnya teknologi, dan semakin tinggi pendidikan, maka kebanyakan orang tdk percaya terhadap penciptanya, orang akan percaya pada saat dia sedang susah, dan sedang putus asa. 🙂

    • Mbak Kezia Kainina, itulah dalam al-Qur’an disampaikan oleh Allah Swt. bahwa yang diangkat derajatnya adalah orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu pengetahuan. Maka, semakin tinggi pendidikan mesti dibarengi dengan iman. Dengan demikian, senang atau susah, jalannya akan tetap mendekati-Nya.

  3. shiq4 berkata:

    Jujur saja mas saya sendiri merasa kalau iman saya tipis sekali. Saya sholat 5 Waktu, tapi saya juga melakukan dosa seperti berbohong dll. Gimana ya mas cara memperbaiki hubungan dengan Tuhan kita?

    • Mas Shiq4, cara memperbaiki hubungan dengan Tuhan dapat kita lakukan dengan terus menambah ilmu kita tentang Islam, banyak berkumpul dengan orang shalih, dan suka berpuasa sunnah. Semoga dengan tiga cara ini iman kita bertambah sehingga nanti akan ketemu jalan yang lebih baik lagi dalam memperbaiki hubungan dengan-Nya.

  4. sofia zhanzabila berkata:

    Iya, Pak. Hanya saja yang selalu jadi masalah itu iman yang fluktuatif, kalau pas lagi down, seringnya mau ibdah saja pake nanti-nanti.

    • Iya, Mbak Sofia Zhanzabila, iman kadang kuat kadang lemah. Itulah saya berusaha untuk bisa sering berkumpul dengan orang-orang yang shalih. Dengan cara ini, biasanya iman saya yang sedang lemah bisa ketularan orang yang shalih dan bersemangat lagi.

  5. yuniarinukti berkata:

    Sholat 5 waktu, berbuat baik dan tidak menyakiti orang lain, melakukan puasa Ramadhan, membaca kitab beberapa ayat setiap hari, sedekah sebulan sekali, apakah sudah termasuk golongan orang beriman, Ustad? Lalu bagaimana langkah menyempurnakan Iman? Terima kasih, Ustad 🙂

    • Mbak Yuniarimukti, iman sesungguhnya adalah keyakinan yang kuat di dalam hati. Dan, banyak kebaikan sebagaiman Mbak sebutkan di atas adalah di antara bentuk perwujudan dari imannya. Sebagaimana dengan keyakinan yang kuat, pernyataan yang benar, dan perbuatan baik sebagaimana di atas yang dilandasi cinta kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, kita dapat mencapai kesempurnaan iman. Aamiin…

  6. febridwicahya berkata:

    :”) bener banget. salah banget ya kalau menunda-nunda untuk beriman. yang ada kan nggak berguna juga :’ lagian, kalau beriman bisa dilakuin pas tanda kiamat itu tiba, mungkin sekarang nggak ada orang beriman. mereka memilih buat nunggu tanda kiamat itu tiba dulu -_-

  7. jampang berkata:

    semoga iman yang sudah di dada ini tidak akan tecabut

  8. Tian Lustiana berkata:

    Semoga semakin tua semakin bertambah keimanan saya, aamiin.

  9. alrisblog berkata:

    Menjaga iman yang fluktuatif memang agak susah.

Tinggalkan Balasan ke febridwicahya Batalkan balasan