“Tiada seorang beriman hingga aku lebih dicintai dari ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari).
“Seorang hamba [dalam hadits Abdul Warits, seorang laki-laki] tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya, dan semua orang.” (HR. Muslim).
Termasuk bagian penting dari keimanan adalah mencintai Rasulullah Saw. lebih dari cinta kita kepada keluarga, harta benda, dan semua manusia. Hal ini bukan berarti tidak mencintai lainnya, namun cinta kepada Rasulullah Saw. lebih besar dari semua itu.
Sebab, selain mencintai Rasulullah Saw., orang yang beriman juga harus mencintai dan saling kasih dengan mukmin lain, saudaranya, dan para tetangganya. Dalam hal ini, marilah kita perhatikan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)
“Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq Alaihi)
Pribadi orang beriman adalah pribadi yang penuh dengan cinta. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, cinta kepada saudara-saudaranya, cinta kepada para tetangganya, cinta pula kepada sesama.
Al-Faqir ila Rahmatillah,
Akhmad Muhaimin Azzet
semoga iman itu selalu ada di dalam hati kita agar diri kita dipenuhi dengan cinta
Aamiin….
Iya, Bang Jampang, saya juga sama dengan Teh Nengwie, “Allaahumma aamiin…”
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet….
Ternyata cinta orang beriman tidak semudah itu dapat dicapai. Ia perlukan ujian di mana rata-rata kita lihat dunia hari ini dipenuhi manusia yang tidak mencintai sesama agamanya hingga berbunuh-bunuhan dan penuh tipu helah. Iman itu kian susut dari jiwa manusia kerana mereka lebih mencintai dunia dari akhiratnya.
Semoga kita masih terpelihara iman dan perihati kepada nasib tetangga dan saudara muslim yang lain. Aamiin. Hadis yang mencerahkan. Semoga diganjari Allah SWT atas pesanan ringkas ini. Aamiin.
Salam hormat takzim dari Sarikei, Sarawak.
Wa’alaikumusalam wr.wb.
Iya, Mbak Fatimah, semestinyaa rasa iman yang tumbuh di dalam dada menghasilkan sifat dan perilaku yang penuh dengan cinta, termasuk kepada sesama. Semoga hal ini menjadi kesadaran bersama dalam kehidupan orang yang beriman. Sungguh, kehidupan yang damai tentu lebih membahagiakan.
Terima kasih banyak ya, Mbak. Salam hangat persaudaraan dari Jogja.
Insya Allah iman kian menyuburkan cinta di dada ya Pak. Orang-orang yg penuh cinta membuat kehidupan sangat menyenangkan 🙂
Insya Allah demikian adanya, Bu Evi. Bila rasa cinta itu telah timbuh subur dan berkembang di dalam dada, alangkah indahnya kehidupan ini 🙂
sippp setuju saya, termasuk cinta terhadap lingkungan juga ya pak
Benar sekali, Mbak Evrinasp, termasuk cinta terhadap lingkungan tentunya. Siippp…
Salah satu ciri orang cinta biasanya sering menyebut nama orang yang dicintai. Yuk, mari bersholawat.
Sangat benar, Mas Alris, hayuuk….
kalau penuh cinta, biasanya terlihat dari perilaku, ya 🙂
Insya Allah demikian adanya, Mbak Myra Anastasia 🙂